"Bisa Jalan-Jalan" Bawa Introvert Keliling Dunia!



Kamu suka jalan-jalan tapi nggak suka keramaian?

Atau, kamu suka jalan-jalan, tapi males meluangkan waktu untuk berkenalan dengan orang baru?

Oh, atau, kamu suka jalan-jalan, tapi nggak mau itinerary-mu diatur? Tapi eh tapi, nggak mau juga ribet ngurusin urusan perjalananmu? Itu sih kamu yang banyak mau, Mi!

Well, para pakar psikologi udah sering banget nge-bahas tentang extrovert, introvert, dan ambivert. Bisa searching kok kalau nggak tahu, jangan tahunya stalking IG mantan aja. Seiring berjalannya waktu, faktor eksternal dan internal juga mampu mempengaruhi perubahan seseorang, baik dari tingkah laku, pola pikir, hingga kebiasaan yang dilakukan. Misal, nih, ketika tinggal di kota A, si Z suka sekali hangout, clubbing, dsb. Di kota A tersebut, si Z memang memiliki teman-teman untuk melakukan semua aktivitas itu. Nah, di suatu masa, si Z pindah ke kota B yang di mana lingkungan sekitarnya dipenuhi dengan pengajian, sholawatan, dsb. Tanpa sadar, si Z akan mulai meninggalkan kebiasaan lamanya. 

Kok bisa, Mi?

Ya bisalah. Bisa jadi di kota B si Z nggak punya teman-teman seirama seperti di kota A, sehingga di suatu ketika, ia mulai lelah sendiri menjalani aktivitas lamanya sendirian, karena sendiri itu nggak selamanya menyenangkan. Dan banyak faktor lainnya. Meski bisa jadi, sebelum terbiasa dengan lingkungan kota B, si Z depresi di awal cerita. Asal jangan bunuh diri, sih.

Jadi, seorang ekstrovert bisa berubah menjadi introvert, pun sebaliknya. Atau, bisa jadi mereka akan berada di tengahnya, yaitu ambivert. Permasalahan yang terkadang di hadapi oleh para introvert adalah pengen jalan-jalan, tapi udah lelah duluan, tuh, ngebayangin jauhnya perjalanan. Atau, pengen, sih, jalan-jalan, tapi terlalu ramai yang ikut, which is itu sangat nggak menyamankan, kayak lagi dicurigai sama pasangan.

Bagaimanakah nasib para introvert yang pengen travelling, keliling dunia, dengan tour travel? Ya jangan banyak maulah!

 Untuk travelling aja, bukan untuk jodoh, ya.

Kenapa gitu? Karena Bisa Jalan-Jalan adalah tour travel yang memberikan pilihan yang jarang banget ditawarkan oleh tour travel lain. Mereka memiliki program Private Tour, Custom Tour dan Disable Tour.



Private Tour adalah sebuah layanan jasa jalan-jalan perorangan atau grup kecil yang bisa memilih sendiri kapan kamu ingin berwisata, kemana saja perginya dan konsep jalan-jalan seperti apa yang diinginkan. Jadi, kamu bisa memilih ingin pergi dengan siapa, kapan perginya, atau pengennya mengunjungi objek wisata apa saja. Semuanya bisa kita tentukan melalui program private tour dan custom tour ini. Cocok, sih, untuk yang pengen lari dari kenyataan. 

Tidak hanya itu, kelebihan private tour lainnya adalah pengalaman yang didapatkan tentu jauh berbeda daripada kamu mengikuti group tour. Apabila group tour terdiri dari banyak anggota (sekitar 10 sampai 30 orang), itinerary ditentukan sejak awal oleh tour travel, kejar-kejaran waktu dari satu objek wisata ke objek wisata lain, berbeda halnya jika kamu memilih private tour. Namanya juga private, ya tingkat privasinya jauh lebih tinggi. Bisa jadi, jika kamu pergi dengan group tour, kamu saling rebutan untuk sesi foto dengan anggota lainnya. Ya, semoga aja nggak ketinggalan rombongan atau kehilangan momen foto-foto yang berharga. Bukan doain, kok.

Paket private tour ini juga tentunya sangat menguntungkan para introvert. Mereka tetap bisa travelling ke mana saja tanpa perlu memikirkan keribetan perjalanan mereka. Sudah ada tour travel yang mengurusi semuanya. Inilah yang menjadi kelebihan Bisa Jalan-Jalan. Meski judulnya Private Tour, tour travel ini menawarkan harga setara dengan group tour

Loh, kok bisa?

Bisa Jalan-Jalan menganut konsep—keyakinan kali dianutSharing Cost. Wah, apalagi tuh? Jadi, sharing cost adalah biaya yang bisa kamu bayarkan bersama-sama dengan rekan seperjalananmu, seperti penginapan, transportasi, dan sebagainya. Konsep ini, nih, yang membuat Bisa Jalan-Jalan jadi berbeda. Karena kamu bisa merencanakan liburan bareng orang-orang terkasih—kayak lagu. Hal ini tentu akan memudahkan kamu dalam merencanakan biaya. Selain lebih privasi, kamu bisa nikmati liburanmu dengan orang-orang yang sudah kamu kenal tanpa takut tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Ya kali butiran debu.

Sederhananya, dengan private tour dan custom tour ini, kamu bisa diskusikan masalah perjalanan yang kamu inginkan, dan bisa disesuaikan dengan budget yang kamu punya. Misalnya, mau nginep di hotel yang gimana, atau mau pakai transportasi apa. Semua bisa dibicarakan dan diselesaikan secara adat, terus tentukan sendiri deh mana yang perlu dibayar sendiri dan mana yang bisa dibayarkan bersama. Asal jangan hidup bersama, belum sah soalnya. Plus-nya lagi, kamu bisa buat itinerary kamu sendiri. Enak banget, kan? 



Menikmati keindahan alam tentu hak semua manusia. Misi inilah yang dibawa oleh Tour & Travel Bisa Jalan-Jalan. Tour & Travel satu ini juga menyediakan program Disable Tour. Program ini sendiri memungkinkan pelancong berkebutuhan khusus untuk bisa keliling dunia. Mereka tidak perlu lagi menghadapi fasilitas yang tidak memadai atau mengalami kesulitan selama perjalanan. Bukan hanya untuk kita yang beruntung dengan kesempurnaan saja yang bisa jalan-jalan, saudara kita yang berkebutuhan khusus juga bisa plesiran tanpa merasa dibedakan. Baik banget, kan, Bisa Jalan-Jalan? Hiks, aku tuh terharu.

Selain itu, Bisa Jalan-Jalan juga sudah terbukti berpengalaman dalam melayani perjalanan para traveler. Sudah 500-an orang berhasil mendapatkan pengalaman yang menyenangkan ketika berlibur ke Negeri Sakura bersama mereka. Pilihan negara yang ditawarkan juga banyak, dengan jumlah hari yang beragam pula. Nih, aku kasih bukti nyata kebahagiaan yang sudah disebarkan oleh Tour & Travel Bisa Jalan-Jalan.

Sumber : www.bisajalanjalan.co.id

Dari foto-foto di atas, bisa kamu lihat sendiri, kan, gimana keseruan mereka melakukan private tour? Bahkan, untuk para solo traveler juga nggak masalah nih ngeluarin solo album, jalan-jalan sendirian, menghabiskan me time dan liburan dengan kesepianmu sendiri. Ya, maksudnya, introvert juga berhak liburan tanpa repot, kok.


Sumber : www.bisajalanjalan.co.id

 

Mi, kenapa aku harus jalan-jalan?



Yaa siapa tahu pas lagi jalan terus ketemu jodoh. Karena jiwamu butuh piknik. Rutinitas kerja yang monoton, permasalahan-permasalahan hidup, termasuk masalah hati dan jiwa, pasti membuat kepala kamu riweh memikirkan ini dan itu. Hasilnya apa? Kurang fokus mengerjakan sesuatu, emosian, nggak asik deh kamu jadinya. Makanya, sesekali jalan-jalan itu perlu. Mau tahu enaknya jalan-jalan?

Nih, aku ceritain. Dari jaman kuliah dulu, aku tuh termasuk orang yang mau jalan-jalan, tapi nggak mau keluar biaya. Nggak modal banget sumpah. Ya, bukannya nggak modal. Tetapi setiap aku harus pergi keluar kota, aku selalu mengusahakan mendapat sponsor, entah sponsor tiket, atau sponsor akomodasi, atau all in one alias lengkap semuanya dibayarin. Mulai dari kampus, sampai pihak eksternal, intinya sponsor.



Kenapa?

Sebagai mahasiswi pada masa itu, finansialku serba pas-pasan. Jadi, kalau mau jalan-jalan ya harus cari sponsor. Lagipula, jaman aku kuliah dulu, belum ada paket travelling seperti Bisa Jalan-Jalan ini. Mau jalan sendiri, belum dikasih orangtua. Mau jalan ikut travel, duit nggak sanggup. Derita gue sih. Dan, serius deh, pergi jalan-jalan dengan membawa tanggung jawab itu seru. Belum lagi kegiatan kita juga jadi lumayan padet dan waktunya nggak terbuang sia-sia. Jalan-jalan dapat, prestasi juga dapat. Sok punya prestasi deh. Sebenarnya ini hanya alibi mahasiswi dengan uang pas-pasan tapi pengen jalan-jalan.

Segala kegiatan yang harus kujalani saat travelling dengan dana sponsor ini, mengantarkanku untuk bertemu dengan orang-orang hebat di bidangnya. Alhasil, semakin bersyukurlah aku dalam hidup ini. Banyak sekali bantuan yang kudapatkan saat aku menghadapi permasalahan. Minimal, ketika aku kembali mengunjungi kota yang sama, atau mengunjungi kota yang baru, aku selalu punya teman untuk bisa kukunjungi di sela kegiatanku.

Di saat orang lain plesiran dengan keluarganya, aku akan dengan bangga menceritakan pengalaman plesiranku kepada keluargaku. Mereka mungkin tidak ikut karena keterbatasan biaya juga, tetapi mereka merasakan kesenangan yang kurasakan. Minimal, mereka melihat anaknya berhasil selangkah dalam hidup.

Aku masih ingat Tugu Katulistiwa di Kalimantan Tengah, di saat teman-teman masih melihat gambar hasil searching, aku sudah punya foto di sana. Di saat teman-temanku masih membayangkan keramahan Yogyakarta, aku sudah puas berjalan di sepanjang Malioboro, menikmati pertunjukan Ramayana di Candi Prambanan, mengabadikan momen di Borobudur. Ketika orang sekitar tahunya Bogor itu Kota Hujan, aku sudah tahu seperti apa hujan yang turun di Bogor. Saat ada yang bilang Padang itu dingin di daerah pegunungannya, aku sudah bisa memastikan seperti apa tingkat dingin di kota-kota dataran tinggi di Padang. 

Semuanya gratis, Mi?

Ya nggak juga. Membayar nggak selalu harus dengan uang, kan? Nah, mungkin cara pembayaranku saja yang berbeda. Semua perjalanan itu harus kubayar dengan piala, sertifikat, dan hal semacamnya. Seru? Tentu saja seru! Menambah daftar cerita yang akan kuceritakan ke anak-anakku nanti. Bahwa jalan-jalan itu hak semua orang. Ketika nanti anak-anakku nggak punya cukup uang untuk plesiran, mereka akan tahu gimana caranya tetap bisa jalan-jalan.

Jadi, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Untuk info lebih lanjut, yuks langsung aja cek social media Bisa Jalan-Jalan.




 

Post a Comment

5 Comments

  1. Ulasannya menarik.jadi ga sabar bawa calon istri jalan jalan.#eh

    ReplyDelete
  2. Sangat menariiiik, aku jadi ingin jalan jalan

    ReplyDelete
  3. Setuju banget! Kalo travelling itu nambah ilmu..

    ReplyDelete
  4. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete