[GIVEAWAY] Rindu Untuk Daisy


Hollaaaa!!!
Akhirnya kita tiba di Giveaway kedua #RinduUntukDaisy. Kali ini giveaway-nya agak sedikit menantang kreativitas, yak! Pernah tahu Flash Fiction? *kalau nggak tahu, searching deh*
Berikut syarat-syarat giveaway-nya :
1. follow twitter @cemumuts dan @NovelAddict_
2. pertanyaan :
    - Buat sebuah Flash Fiction dengan tema "kehilangan" dan maksimal 100 kata (termasuk judul). Jawaban ditulis di kolom komentar blog ini.
    - di akhir komentarmu, buat 1 kalimat ajakan untukku. Misal :
       Kak, kita kencan yuk di penutupan GA ini, kan malam minggu tuh :)) *kalimat ini tidak termasuk hitungan 100 kata di atas*
3. Setelah menulis jawaban, mention di twitter dengan format : Kak @cemumuts dan mimin2 cantik @NovelAddict_, saya sudah menulis jawaban di kolom komentar loh! #RinduUntukDaisyGA
4. satu orang hanya boleh satu jawaban.
5. ajak teman-temanmu ikutan giveaway ini yak! setiap ajakanmu, mention ke @cemumuts & @NovelAddict_
6. GA ditutup tanggal 28 Februari 2015, 21.00 wib.
7. Satu orang yang beruntung akan mendapatkan satu eksemplar #RinduUntukDaisy ber-TTD aku.
8. Sekiranya nggak bisa ngepost di kolom komentar, kamu bisa capture jawabanmu dan kirim capture-annya ke @cemumuts & @NovelAddict_, dengan syarat kamu tetap menulis jawabanmu di kolom komentar.
9. Good luck! :)

giveaway ini didukung oleh :



Post a Comment

19 Comments

  1. [TUMBANG] Dia selalu ada di dekat ku sejak usia kami sama-sama lima tahun. Bunyi tawanya yang renyah selalu bisa ku dengar hampir setiap hari. Kami pun tumbuh bersama, dia tumbuh semakin cantik. Dan aku tumbuh biasa saja. Kini usia kami sama-sama sepuluh tahun. Dan aku semakin jatuh cinta padanya. Dia selalu duduk di dekat ku, biasanya dengan buku di tangan. Dia suka sekali membaca, dan menurutku itu cantik. Masa ku untuk berada di dekatnya kian hari kian menipis. Aku merasa tak kuat lagi berdiri. Lima hari kemudian aku tumbang. Aku kehilangan gadis itu. Dan gadis itu, biasa saja kehilangan pohon sepertiku.

    -@nilnilamve
    Kak, kita hunting buku bareng yuk. Abis itu baca dan obrolin isi bukunya bareng. Pasti seru deh.

    ReplyDelete
  2. RIP.

    Senja ini mengingatkanku akan kenangan setahun silam, aku baru saja pindah ke sekolah baru. Aku merasa asing dan sendiri hingga Rani datang menawarkan persahabatan. Sejak itu kami seperti tak terpisahkan. Pada malam pergantian tahun baru kami berencana melihat pesta kembang api di alun-alun kota. Setibanya disana Rani pamit untuk membeli sesuatu. Namun tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menubruk Rani yang tengah menyeberang. Brukk!!! Aku terkejut dan segera berlari menghampiri ,kulihat Rani tak sadarkan diri, kakinya remuk. Aku pingsan. Keesokan harinya ku tau bahwa aku telah kehilangan sahabat terbaikku untuk selamanya.

    @SabrinaShezan
    Hai, kak yukk kita backpackeran bareng keliling nusantara :D

    ReplyDelete
  3. Quiros
    Senyum Adoria mengembang diikuti bulir air mata membelai pipinya yang merona ditimpali cahaya senja. Pikirannya melayang jauh meracuni setiap bulir-bulir darahnya. Berputar-putar hingga di batas akhir tepat di satu kata “Rindu”. Senja telah kembali kepada malam, begitupun pria yang ia rindukan telah kembali pada tanah. Quiros adalah pria pertama yang mengambil hatinya hingga tak bersisa, sekarang saat ia tak kuasa menapaki jalan sendiri, Quiros dengan secepat cahaya kembali pada tanah meninggalkannya. Senja di pantai ini membangkitkan rindu Adoria yang semakin menggebu-gebu, Quiros pernah berjanji pada Adoria di tepi pantai ini kala senja menjelang “Aku akan kembali untuk cinta kita”.

    @hatmantindis
    hi kak, sharing yuk banyak hal yang pengen aku tanyain ni, abis itu kita makan bareng nyobain masakan buatan aku ;;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo.. udah mention di twitter belum? mention ya, biar sesuai sama aturan :)

      Delete
  4. -ASING-

    “Brengsek!”
    Tuuut....
    Telepon terputus. Jantungku masih berdegup kencang. Tubuhku gemetar. Kugerakkan tubuhku mendekati ranjang, lalu duduk di tepinya. Kakiku berayun-ayun. Cepat. Semakin cepat, sampai tak mampu kuhentikan. Gelisah. Kubanting punggungku keras ke kasur yang kududuki. Tubuhku merebah di sana. Terus gelisah. Perasaanku semakin tak tenang. Dengan satu gerakan cepat kubangkitkan tubuh ini. Berjalan berputar-putar di dalam kamar seraya mengetuk dahi. Bodoh! Kakiku melangkah mendekati lemari. Di hadapannya, kuberanikan diri untuk menatapnya. Aku merengut. Aku tak lagi mengenalinya. Yang dipantulkan cermin pada lemari itu, adalah sosok pria yang untuk kali pertama menyakiti wanita. Dan, itu bukan lagi diriku.

    @auwties
    Hai, Kak, boleh dong kita ngabisin waktu seharian berdua, sekadar untuk berbalas cerpen. Kali aja bisa duet bikin kumcer. ;3

    ReplyDelete
  5. Hilang.
    Setiap sore aku berjalan dibibir pantai, ini sudah 8 tahun. Mengingat cintaku yang bertepuk sebelah tangan pada sahabatku sendiri, ternyata lebih menyakitkan. Saat mengatakan kepribadian orang yang aku sukai, ia hanya mengatakan, "Untuk apa mencintai seseorang yang pasti meninggalkanmu, bukankah hanya menyisakan kesedihan yang mendalam?. Bukankah kau juga tahu bagaimana rasanya kehilangan?, bahkan kesedihannya akan ada selamanya sampai kau bawa mati. Meskipun senyum bahagia selalu terukir jika kau bersamanya, tapi itu akan berakhir duka". Ia tak tahu yang sebenarnya, dan kini pria itu pergi entah kemana. Mungkinkah ia terbang jauh?, atau hilang ditelan ombak?. Tapi aku diantara keduanya, mengapung.


    @RaaChoco
    Hai kak, kita hiking bersama yuk. Untuk mencari inspirasi dan berbagi ilmu. Terutama aku perlu belajar banyak sama kakak.

    ReplyDelete
  6. .SMS.
    “Drrtt…” ponsel itu bergertar.
    “Drrtt..” dan kembali bergetar, hingga delapan kali. Pada getaran ke delapan, Sania mengambil ponselnya dengan malas-malasan, ternyata masih sama, berisi pesan masuk dan dari pengirim yang sama. Hati Sania begitu sakit saat membaca pesan itu.
    ***
    Hari berikutnya, Sania tak tahan lagi dengan pesan tersebut, lalu membukanya. “Maafkan aku”, kalimat yang menyayat hatinya. Ingatan itu kembali terputar pada saat terakhir kembarannya, Salsa ditabrak oleh sahabatnya. Ia membalas pesan itu, “Kau memang manusia yang tak termaafkan yang merengggut kembaranku”. Akhirnya, Sania membanting ponselnya, menangis dan putus asa.

    @LauraLmcP
    Kak, kita marathon yuk, tp bukan marathon yang lari itu ya. Marathon-nya kita nonton koleksi Film Thailand ku, sekalian belajar bahasa Thailand, nanti aku ajarin deh.

    ReplyDelete
  7. Air hujan dan humus bumi, saling terkait. Tanpa bumi, air hujan tiada berbekas. Tanpa air hujan, bumi gersang. Dulu aku dan kamu pernah sedekat itu. Akankah menjadi kita?
    Waktu seperti memperolok aku juga kamu, realitas maya menjadi satu dakwa yang sempat terjalin. Singkat namun tak lama, mungkinkah menjadi kita?
    Sepekan lalu, dalam realitas buatan Line, aku mencari namamu dalam senarai. Hilang tanpa syarat, wacana lenyap tak berbekas, hanya tinggal sebuah pernyataan. Aku dan kamu sejak kapan pernah berganti kita?

    Kontak Linemu hilang dalam daftar listku, dan aku lupa id Linemu.

    -Dilema Line Messenger-

    @yogaberyoga - aizeindrayoga.wordpress.com

    hei kunang musim dingin, kapan kita merealisasikan wacana yang sempat terburai. Yok, nonton bioskop nanti aku Line ya. Kehee :)

    ReplyDelete
  8. ENAM PULUH DETIK LALU

    Andaikan waktu berpihak pada kita, mungkin saat ini kita sedang
    mengsketsa impian kita.
    Tapi nyatanya, sketsa Allah lebih indah
    tentunya untuk kita berdua.
    Saat kita bergandengan tangan sambil
    menatap langit jingga yang
    menyemburatkan asa bahagia. Saat di mana mendung yang enggan menopang hujan dan membiarkannya jatuh, menghabiskan kerinduannya bersama bumi. Itulah kita..
    Namun lagi dan lagi,aku
    hanya mendapatkan fatamorgana.
    Tasik rindu hanya menghembuskan nafas
    yang terbuang, menghilang dan tak
    perlu lagi dicari. Kabut
    kegirangan hanya oase sesaat.
    Mendinginkan tapi tak pernah merasa
    segar. Kawan, sapalah aku dengan
    canda itu...Canda enam puluh detik lalu.

    Kak, kita ke KUA yuk. Eits, jangan salah paham dulu kak. Maksudnya, makan mie ayam depan KUA..Enak hlo kak mie ayam depan KUA di kotaku...

    ReplyDelete
  9. Bukan karena sebuah kerinduan

    Dalam perjalanan ke Surabaya aku menemukan teman seperjalanan. Nisa, nama yang kudapat dari bibir tipisnya saat menaiki bus ini dari Jakarta. Katanya dia pulang untuk bertemu keluarga.

    Sejak obrolan kecil kami berakhir aku menyandarkan kepala ke kursi, lalu terdengar Nisa menggumam sambil mengaduk isi tasnya.

    “Aku pulang bukan karena sebuah kerinduan,” kataku pendek sebelum mendengar gumammannya.

    “Aku tahu, kadang kita harus menemukan tempat untuk berpulang saat segalanya memutuskan untuk meninggalkan.”

    Aku merengut. “Untuk sebuah kenyamanan?”

    Ia tersenyum. “Kamu bisa menjawabnya! Bukannya kamu yang sedang merasa kehilangan?”

    Benar! Sesungguhnya aku sedang menghilangkan sebuah kenangan sejak merasa kehilangan.

    @Juliaaprima
    Kak, Keliling dunia yuk!. Tapi sebelum itu gimana kalau kita jelajahin Indonesia dulu. Buat nambah ide nulis gitu. Yuk! Mau ya? :)

    ReplyDelete
  10. Dia Telah Pergi

    Sering aku dengar statement, ‘ada yang datang, ada juga yang pergi’. Kepergian selalu identik dengan kehilangan. Entah kehilang yang bersifat sementara atau permanen. Seperti orang kebanyakan, aku juga pernah merasakan kehilangan. Dia tidak pergi. Dia juga tidak mati. Namun, dia bukan lagi orang yang sama seperti yang aku kenal dulu. Dia yang dulu menyebutku sahabat dan kusebut sahabat. Seiring bertambahnya usia kami, dia semakin tak teraih. Sifatnya yang dulu selalu membutuhkanku, kini menjadi tidak butuh. Dia yang dulu sangat perhatian padaku, sekarang tidak perduli sama sekali. Kurasa, dari dulu memang hanya aku yang menyayanginya.

    Kak, daripada malam Minggu kencan, mending baca buku, yuk!? Biar makin banyak wawasan.

    Nama: Anis Antikas
    Twitter: @AntikaAnis

    ReplyDelete
  11. [Daisy]
    Aku berlari ke depan cermin diujung kamar. Mengambil gelas yang berada disana. Mengelus ujungnya dengan jari, bibir pria itu masih membekas disini. Dari cermin ku lihat handuk yang tergantung. Aku berbalik mengambilnya, mencium wangi sabun yang sangat pekat. Kemudian aku pergi kekamar mandi, melihat pasta gigi tanpa penutup. Ah, benar. Pria itu baru selesai mandi. Dan dia selalu lupa menutupnya kembali. “Sayang! Aku buatkan nasi goreng untukmu!” Bergegas aku pergi ke dapur. Mencari-cari darimana suara itu berasal. Ah, Daisy! Kau lupa bahwa dia telah mati. Aku mengambil pisau, membelah nadiku. Aku tak sanggup menahan rindu.

    Hi trya, kapan2 kita hunting kunang2 bareng yuk! :)
    @ishavanisa

    ReplyDelete
  12. TAKUT

    Segala yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah misteri Ilahi. Seperti lagu Arri Lasso yang dulu sering kulantunkan. Hidup dan matinya seseorang tak ada yang tahu. Hanya Yang Maha Hidup yang tahu. Aku menatap nanar dari balik pintu kaca. Kulihat ragaku tergeletak tak berdaya di ruang ICU. Selang infus dan alat-alat kesehaan lain terpasang di tubuhnya. Air mata mengalir dari sudut mataku. Aku benar-benar takut. Aku takut kehilangan orang-orang yang kucintai. Takut kalau malaikat maut akan segera datang menjemputku. Aku merasa semakin dekat dengan kematian. Baru kali ini aku benar-benar takut kehilangan diriku sendiri.

    @ayuniadesty

    Kak, makan ice cream bareng yuk! Panas-panas gini kayaknya enak.
    :)

    ReplyDelete
  13. Huruf Ke Delapan

    Dia cinta pertamaku. Cinta bisu dan bodoh yang aku perjuangkan selama bertahun-tahun. Entah demi tujuan apa, karena sebenarnya pernyataan itu telah berulang kali terdengar. Kini saat cintanya menemukan tujuan lain dan itu bukan lagi diriku, aku hancur. Langit yang dulu kukira selamanya untukku kini runtuh. Gelap. Kiamat untuk cintaku. Dia berlalu begitu saja. Tapi langit itu menyisakan kepingan-kepingan kenangan yang selama ini mengitari sadarku. Kenangan yang tak memberiku kesempatan menemui cinta selanjutnya. Kamu hilang dan kini aku merindukanmu, pria huruf ke delapan. Cinta pertamaku.

    @hya_thiya
    Ka triya kita meet up uuk buat saling share pengalaman tentang kehilangan..

    ReplyDelete
  14. Setelah waktu yang kita lewati, bersama. Aku sadar kamu adalah pilihan terakhirku yang nyata, tidak seperti fatamorgana apalagi sesuatu yang fana

    Setelah waktu yang kita lewati, bersama. Ternyata dia datang, mengambilmu tanpa tahu dosa, tidak juga melihatku yang sedang dilanda kecewa.

    Setelah waktu yang kita lewati, bersama. Seharusnya aku tahu, akan datang waktu saat kamu meninggalkanku, menyisakan sendu, dan kehampaan di piringku.

    Setelah waktu yang kita lewati, bersama. Kamu mungkin memang bukan apa-apa, sesuatu yang tak penting bagi mereka, namun sensasi yang kamu keluarkan, bagiku berbeda. Saat sosokmu mulai lenyap di kerongkongannya, ditelan kegelapan,

    Saat itu aku merasa sepi. Perlahan, dihujani kesunyian yang pekat, juga kesendirian yang lekat, dan rasanya seperti ada atmosfer hampa udara yang menyelubungiku erat.

    Tenang, aku akan belajar mengenang kehilanganmu, tanpa rasa sakit.

    - Balada Kulit Ayam Diambil Teman -

    @alfiyyah_anh

    Hai kak, malming nanti kita muterin Jakarta cari tukang ayam goreng paling enak, terus makanin kulitnya yang krenyes krenyes yuk. Hihi.

    ReplyDelete
  15. KEMANA....?

    Aku mengintip lewat celah pintu kamar yang sedikit terbuka, dengan jelas aku melihat kedua orang tuaku sedang mengadu mulut. Saling berteriak menyalahkan.
    Selalu begini hampir tiap malam. Tak ada ketenangan. Selalu penuh amarah. Aku benci saat-saat seperti ini.
    Aku munutup pintu kamar dengan membantingnya. Aku tak tahan. Aku berjalan menuju meja belajar, lalu mengambil bingkai fotoku bersama mereka berdua. Aku meraba kedua wajah yang sedang tersenyum sambil mencubit pipiku.
    Aku kangen mereka. Kangen mama yang menemaniku tidur sambil membacakan cerita. Papa yang selalu mengajakku bermain tiap sore sepulang kerja.
    Kemana? Kemana mereka yang dulu...

    @rahiey_Mah

    Kak, entar malam harus jadi, ya kita kencannya. Mau ya kak, buat penutupan bulan penuh cinta ini sekaligus malam mingguan pertama kita ^_^

    ReplyDelete
  16. Lelaki di Masa itu

    Kegelapan dan kesedihan adalah jiwaku. Jiwa dalam kepedihan. Sebuah jarum penusuk hati. Kau, pemilik hati ini, yang memilih melebur dan membuat ragaku menjerit kesakitan. Kehilanganmu, menghancurkan seluruh isi kepalaku.

    Sekarang, aku tidak lagi sempurna. Tidak ada lagi jari-jari yang menyatu dan mengikat sempurna. Tidak ada lagi tawa bahagia diantara kita. Yang ada hanya sebuah tangan hampa menantikan sebuah genggaman hangat dan tangis airmata.

    Aku hanyalah tubuh tanpa raga. Aku seperti cangkang tanpa penghuni. Dan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali terisi dengan penghuni baru.

    @HikariMio

    Kak, mumpung malam minggu, yuk jalan-jalan keluar rumah! Siapa tahu nemu yang kinclong-kinclong (?) #hahaha

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. entahlah. bagaimana seharusnya ia berkata-kata lagi. semuanya tak lagi memberinya indah ambisi. ambisi hidup, tak ada gunanya. sekali pun ia mencoba melirik curi-curi pada masa lalu yang terendapkan oleh sekelumit masalah. dalam pikirannya sendiri atau yang terdapat pada deru debu penyakit jalanan macet, yang laksana penggoda cerdik senantiasa akan mengerling pada keingintahuannya. ia cukup penasaran untuk beberapa lama. untuk sekadar menyumpal rasa haus tak berhingga itu, maka bisa jadi suatu saat ia akan bepergian. menjauh dari keramaian yang menggoda tawa berderai. untuk mengendapkan kembali keingintahuannya pada kenyamanan hidup rutinitas yang membuat kaku. mungkin saja akan ditemuinya kedamaian udara langit yang memekarkan kembali kuncup bunga arogansinya, membuyarkan hambar rasa lidahnya, menyumbat tenggorokannya dengan pesona kebisuan senyap.

    kita tak pernah berpikir untuk hidup selama-lamanya bukan? lalu kujawabkan tanda tanyamu dengan sebuah tatapan yang tak sepenuhnya terarahkan baik kepadamu atau ke arahku. hanya, ada di antara embun pagi yang menyembunyikan mutiara pagi hari yang basah di sebuah makam. tapi yang jelas, bukan dia yang memiliki pusara itu, hanya masa lalunya. buku yang bersemayam di situ seharusnya tetap berada di situ. sampai ia menjadi lahan parkir mall-mall, atau menjadi yang lainnya. tapi tak selamanya ia akan berada disitu bukan?

    apakah kau lupa telah mengafaninya dengan waktu setelah airmata mensucikan tempatmu bersujud. seperti waktu-waktu lampau?

    mungkin kita telah meninggalkan beberapahal penting disini. sampai sekarang Tuhan bersama kita, bukan? kau berkata , ya! namun pandang matamu jauh seperti lupa pada tebing yang pernah menjatuhkan kita dari ketinggian puncak mimpi? mungkinkah kita yang berpura-pura terhadap kenyataan dimana kita berada?

    aku tak pernah memahami. atau mungkinkah waktu telah membuatku lupa?

    -op

    "SAHABAT SEJATI"-NYA sheila on 7 harus didengar sebelum kamu meminum obat pahit -mungkin ada yang rasa stroberi??- itu. sehatlah dulu. gak perlu malam minggu, semua malam bisa jadi malam minggu kalo kamu mau mut! haha :}

    gombalan : yok lihat-lihat sunsetnya HIMALAYA?? haha:}

    ReplyDelete