Ngopi Itu Dosa? Rum Dan Bailey's Dalam Kopi




Ngopi itu dosa, Mut? Seriusan?
Kalau aku jawab iya, pasti para netizen langsung menghujat aku, nih. Ngatain aku ngeluarin fatwa baru. Wahaha emang lu siapa, Mut? Ngeluarin fatwa juga nggak ada yang percaya dan peduli.
Berawal dari postingan salah seorang sepuh di grup kami malam ini, jadilah terbahas lagi perihal kopi kekinian yang mengandung rum dan baileys. Bukan hanya kopi, es krim pun sudah memunculkan varian rum ini di dalam menunya. 

Sebenarnya, rum dan baileys itu apa, sih?



Dewasa ini, muncul sintetis dari rum dan baileys. Sebenarnya, ada banyak makanan yang dibuat menggunakan kedua bahan ini, seperti kue, es krim, kopi, dsb. Tapi kali ini aku akan membahas kopi (mungkin besok-besok aku akan bahas es krim dan lainnya).
 

“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr adalah haram.” (HR. Muslim).


Lalu bagaimana dengan kopi yang mengandung rum sintetis atau baileys artificial ini? Sebenarnya hal ini masih menjadi polemik di masyarakat umum.  Sebagian mengatakan bahwa rum sintetis atau baileys artificial ini tidak mengandung alkohol, artinya, nggak haram dong, kan nggak memabukkan.


Baik, sampai di sini kita sepakat, ya, mereka ini nggak mengandung alkohol dan nggak memabukkan. Oke? Oke ajalah biar cepat.
Bahkan, meskipun sebagian masyarakat merasa kopi dengan kandungan ini aman-aman saja karena tidak beralkohol, rasanya tetap ada hal yang kurang pas.
 


"Untuk apa diciptakan rum sintetis dan baileys artificial ini? Tujuannya apa?"


Dengan rasa yang hampir tidak bisa dibedakan, kita mungkin tidak akan tahu jika kedua bahan ini digantikan dengan yang asli. Setelah melalui malam yang panjang, bertekur seorang diri dan memikirkan keselamatan umat ini, kita tidak akan menciptakan suatu tiruan sebagai tester kalau tidak dengan tujuan agar bisa mencoba yang aslinya, kan?

Kita mencicipi kopi dengan rum sintetis, atau mencoba kopi dengan baileys artificial, kita jadi tahu bagaimana rasanya kopi yang dicampur dengan bahan aslinya (khamr itu tadi). Terus, kalau suka, tertarik, yakin nggak akan penasaran untuk mencoba kopi dengan rum dan baileys yang asli? 


“Ya, bisalah!”

Kusudah yakin akan ada yang jawab begini. Tidak mengapa, berbeda itu pasti, jangan sampai mengurangi cinta di antara kita. Manusia diciptakan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, entah pada hal-hal positif, maupun hal-hal negatif. Sok tahu lu, Mut. Tapi, bagiku yang awam ini, tetap tidak masuk akal untuk menciptakan sebuah bahan artificial dari sesuatu yang sudah jelas diharamkan tanpa tujuan apa-apa. Lalu, faedahnya apa? Agar orang-orang bisa merasakan yang haram itu juga?

Tentu bukan kapasitasku untuk mengatakan apakah ini halal atau haram. Tetapi secara logika, hal semacam ini tetap tidak bisa kuterima begitu saja. Maksud dan tujuannya tidak jelas sama sekali.

Fenomena kopi kekinian pun bermunculan di Indonesia. Kopi artisan yang ready to go ini tidak butuh waktu lama untuk bisa diterima dengan hangat oleh masyarakat Indonesia. Kreatifitas pemilihan nama coffeeshop ini juga tidak bisa diremehkan. Harus kuakui, brand-brand kopi yang bermunculan ini unik-unik. Mulai dari Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Kopilih Istimewa, dan sebagainya. Lelah hayati mengingat satu per satu. Ditambah dengan fasilitas request tulisan, membuat kopi artisan ini semakin digemari kalangan remaja dengan banyak faktor, mulai dari instagramable, upload-able, dll. Kira-kira begini, fasilitas space yang bisa ditulis sesuai nama pemesan ini hampir sama dengan yang disediakan oleh Starbucks. Jadi ya, mungkin ketika kita minum kopi-kopi ini, merasa makin keren sekian tingkat. Gitu kali ya?

Nah, kira-kira kopi apa saja ya yang memiliki menu rum sintetis dan baileys artificial? Check it out!


   


Namanya unik, jadi pengen pilih dia. Brand kopi yang satu ini tidak hanya menyediakan kopi dengan rum sintetis, tetapi juga menyediakan cokelat rum. Seperti yang aku bilang tadi, bukan hanya pemilihan nama, tampilannya memang instagramable banget, memenuhi kebutuhan upload masyarakat jaman now



Kulo tresno karo…...
Kedai Kopi Kulo ini sudah banyak cabangnya di beberapa kota, termasuk kota Medan. Duh, rindu. Aku termasuk orang yang pernah memesan kopi di sini, lumayan sih rasanya. Dan kubaru menyadari mereka punya menu kopi baileys. Hiks, kusedih. 




Kopi Janji Jiwa ini yang dulu paling sering aku beli (sering itu artinya, 5-10 kali). Kalau Kopi Kulo dua kali sih kemarin.
Tapi aku harus akui, rasa es kopinya enak, pakai gula aren. Ya.. lumayan lah untuk kopi artisan begini. Dan sepertinya varian Es Soerum ini termasuk varian rasa baru. Terakhir kali aku minum kopi ini, mereka belum menyediakan dua menu di atas.
Meski suka, berhubung di tempat domisili sekarang hanya ada kopi ini saja, sebab Mc Donald belum sampai ke sini, hiks, kuharus relakan berpisah dengannya.




Kopilih lah aku, Mas. Kopilih aku biar nggak nyesal.
Agak terheran-heran juga, ternyata mereka punya variasi menu yang lebih banyak. Hayooo, mau pilih yang mana? Kopi ini letaknya di Jawa Barat. Barangkali suatu saat nanti kita travelling ke sana, sudah bisa diingat-ingat, yak, mana yang aman mana yang enggak. 
Dan rum yang dipakai di sini adalah rum asli.




Cuan......tik deh kamu.
Urutan kelima, ada Kopi Cuan. Aku menemukan menu kopi dengan rum sintetis ini.



Keenam ada Kopi KOPIYAH. Yang terpikirkan ketika aku baca judulnya, ah kayaknya nggak mungkin deh ada menu rum-rum begitu, atau baileys-baileys gitu. Secara nama, jujur aja yang kebayang pas bacanya itu ya kopiyah alias peci alias lobe. Nggak tahu, apakah kopiyah ini punya makna yang sama seperti yang ada di bayanganku, karena ketika aku kecil dulu, beberapa tetangga bilang peci itu ya kopiah (bacanya ko-pyah).
Dan ternyata, setelah menelusuri menunya satu per satu, aku menemukan menu ini. 


Dan yang terakhir ada kopi SOE. Menurut informasi yang aku dapat, Kopi SOE ini tidak memisahkan gelas takar yang mereka pakai untuk menakar gula/espresso/rum. Jadi dengan gelas takar yang sama, tanpa dicuci.
Untuk informasi yang lebih pasti, silakan tanya ke pihak Kopi SOE langsung. Coffeeshop yang baik pasti akan menjawab pertanyaan seputar ini, kok. Mereka juga paham bahwa kita harus selektif dalam memilih makanan/minuman yang kita konsumsi.


Tentunya ada banyak sekali makanan ataupun minuman yang mengandung bahan seperti ini. Bahkan di Medan sendiri ada coffeeshop yang menyediakan menu kopi liqueur. Yang artinya, tentu hal ini tidak hanya tersedia di Medan saja, tetapi di kota-kota lain pun pasti ada. Karena dari salah satu artikel yang aku baca tentang kopi liqueur ini, beberapa yang komen adalah orang-orang yang pernah mengkonsumsi kopi sejenis, dan menyebutkan di mana mereka membeli kopi tersebut. Yang kutangkap dari sekian komen yang kubaca, lokasinya berbeda dari tiap kota yang berbeda pula.

Untuk yang mau cari aman, tentu baiknya menghindari membeli di coffeeshop yang menyediakan menu rum dan bailey's tadi. Meskipun mereka menggunakan gelas takar yang berbeda untuk menakar rum atau bailey's nya, ataupun menggunakan gelas takar yang sama dengan pencucian di antara penggunaannya, rasanya kok tetap risau, ya? Manusia kan tempatnya lupa dan khilaf, kali aja lupa nyuci atau ketukar, gitu. 

Tujuanku membuat artikel ini tentu bukan untuk mematikan usaha bisnis orang lain. Aku bukan pelaku bisnis, tentu nggak punya urusan dalam hal ini. Indonesia nggak hanya dihuni oleh muslim, kok, yang artinya masih banyak yang bisa mengkonsumsi kopi-kopi jenis ini. 

Tentu aku juga sangat sadar dengan opini orang lain yang mungkin nggak sependapat samaku. Tetapi karena beberapa hari lalu ada yang memintaku membahas ini, maka jadilah kubahas di sini. Dan inilah pendapatku. Gimana pendapat kalian sebagai pecinta kopi? Atau penikmat kopi artisan seperti ini? Tulis di kolom komentar, yak!

Sekian #RandomTalk kita kali ini.
Kira-kira Minggu depan enaknya aku bahas apa yak? Tulis di kolom komen ya kalau punya request. Sampai ketemu di wacana selanjutnya. 
Sayonara!

Post a Comment

1 Comments