Ketika 1000 km tak jua menjauhkan awan
dari langitnya
Ketika batas Negara tak lagi mampu
menjadi penghalang kisahnya
Ketika jarak tak lagi memisahkan hati
yang menyatu
Ketika 1000 km tak sanggup menceraikan
awan dan langitnya
Ketika harap bersambut kecewa
Ketika mendung menjalar gerimis
Ketika awan kehilangan langitnya
Ketika 1000 km tak lagi bisa membangun
benteng penghalang untuk awan dan langitnya
Ketika tebing tinggi runtuh oleh
amunisi niat
Ketika semak belukar mati terbakar
hati yang merindu
Ketika badai tak jua mematahkan
kepakan merpati putih
Ketika 1000 km tak mampu membunuh asa
awan bersapa langit
Ketika bisu tak jua membungkam rindu
Ketika buta tak juga menutup mata,
untuk memandang langitnya
Ketika lumpuh tak juga membatasi
langkah awan untuk bertemu langitnya
Ketika 1000 km tak bisa menghalau
rindu yang saling berpeluk
Karena mereka awan dan langit, tak
terpisahkan
Karena mereka selalu merindu, mereguk
mimpi di atas rajutan rasa
Karena mereka berjalan beriringan,
saling mengingatkan
Karena mereka saling berbagi dan
memberi
Karena mereka alasan untuk jawaban
kenapa
Karena mereka putih terdekap biru
Ketika 1000 km tak terjangkau batas Negara
Karena mereka awan dan langit, selalu
bersama
Karena mereka tak punya jarak
Karena mereka punya ruang sendiri
Karena mereka biru berhiaskan putih
Ketika 1000 km yang berjuang
memisahkan awan dan langitnya
Ketika 1000 km tak juga berhasil dalam
misinya
Ketika 1000 km tak jua memiliki jarak
yang berarti untuk mereka, sepasang awan dan langit
Nb : puisi ini ada di novel keduaku yang sedang kugarap.
Nb : puisi ini ada di novel keduaku yang sedang kugarap.
0 Comments