Untitled

             Selamat pagi, Mr. X. Aku merindukanmu di pagi yang terlalu bening ini. Ya, aku merindukan lelaki yang tak pernah kutatap dalam nyataku. Memangnya kau siapa? Dengan beraninya kau mengetuk pintuku sepagi ini, menitipkan sebuah paket yang berisi kerinduan terdalam. Kau!! Kau membuatku terperangah dari pagiku.
             Kau pergi pagi ini. Meninggalkanku dengan paketmu ini. Harus kuapakan paket ini? Aku bahkan tak tahu darimana asalmu. Kembalilah sejenak, beritahu namamu padaku. Karena aku mengenalmu hanya sebagai lelaki yang menyuapku dengan seribu syair dan sejut tawa di setiap inci hidupku. Kau siapa? Aku baru mengenalmu beberapa menit, dan kau membuatku tertawa.
              Tapi detik ini terasa berbeda. Aku tak lagi mendengar sapaan khas darimu. Aku tak lagi mendengar teriakanmu di setiap pagi yang membangunkanku. Aku tak menemukan lagi lelaki yang selalu menanti seikat semangat dariku.
                Pagi ini aku mencarimu, setelah aku berbincang dengan paket kerinduan darimu. Kini, akhirnya aku menjadi muara yang merindu hilirnya. Muaramu ini kering, tak mendapat tetes air dari hilir lainnya. Haaa!! Siapa kau?!! Kenapa tak kau tinggalkan paket penghilang ingatan padaku? Agar kelak setelah aku membuka paket kerinduan ini, aku bisa melupakan rasanya hingga kau kembali datang tuk sekedar katakan namamu.
             Mr. X, kapan kau kan berucap namamu? Izinkan aku mendengar suaramu di penghujung malamku. Seperti biasa kau menggangguku dengan jahilnya. Lalu, aku mulai meniti cara untuk membuatmu kesal.

Post a Comment

0 Comments