Hujan dan Serapah Kita Pada Suatu Sore



Hasil gambar untuk rain photography

Setelah hujan yang menderas sore itu, di antara nyanyian para katak yang bahagia dan riuh-rendah angin, ada duka yang merebak pasti. Meski telah berusaha, dipenuhi doa dan berdarah, ikhlas tidak serta-merta datang begitu saja. Dan sore itu, selepas pertengkaran kita, kau tak lagi kembali, akupun enggan menoleh lagi.

Melepasmu menjadi jawaban paling pasti yang bisa kuberikan pada Tuhan, bahwa aku tidak menukar apapun hanya untuk bersama manusia yang diciptakannya. Tetapi mengapa, sesak di dadaku tak kunjung reda setelah bertahun-tahun? Dan kenapa, ruang kosong di sisi terdalam hatiku enggan terisi setelah langkahmu berlalu pergi?

Barangkali takdir waktu untuk kita telah usai sejak sore itu. Ke manapun langkahku menuju, tak kutemukan kau di antara rimbun pepohonan, siluet gedung-gedung pencakar langit dan penyeberangan kereta api. Barangkali sejak sumpah serapah yang kita lontarkan sore itu, segala jalan di dunia kita berubah arah, berputar rute, hingga tak ada satu persimpanganpun yang akan membuat kita bersisian, bersitatap--tepat seperti apa yang kita ucapkan dulu, dengan penuh amarah, hingga kini bersisa penyesalan.

Dalam ruang waktu yang dipenuhi rindu, bahkan di antara doa-doa sepertiga malam, tak satupun lagi yang mampu mengetuk pintu hatimu, atau membelokkan jalan hidupku untuk berbelok ke salah satu jalan hidupmu. Benar kata Ibu, perkataan adalah doa, dan serapah yang kita muntahkan sore itu, serupa permintaan paling tulus, doa paling syahdu, langsung mengetuk pintu langit dan memperoleh amin. 

Kini, kita kembali menjadi dua manusia yang mengelana di bumi, berjalan di sisa waktu, berusaha menemukan seseorang yang mampu menutup lubang di dada kiri, duka sisa pertengkaran kemarin. Aku tak akan bertanya siapa yang akan lebih dulu menemukan pengganti, atau siapa yang mati di antara rindu dan kehilangan. Di sepertiga malam, satu per satu huruf dari namamu kulupakan dalam doa-doa yang kulangitkan. Sebab kutahu, tak akan ada persimpangan lagi di depan sana, yang akan mempertemukan kita. Serapah sore itu, telah memutus segala kemungkinan yang mampu menemukan kita di masa depan.

Di suatu pagi, aku tak akan merapalkan namamu lagi, agar pedihku hanya riuh di hati.

Post a Comment

1 Comments

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete