Setidaknya, maka...

Entah dengan apa aku menjelaskan rindu ini padamu. Aku tahu, semua hal sudah berbeda sejak kata perpisahan kemarin. Tapi, salahkah jika rindu itu diam-diam masih menyelinap seperti dulu saat aku menyimpan rasa ini jauh-jauh darimu? Ternyata, memilikimu kemarin bukanlah 'memiliki' yang sesungguhnya.

Perlahan-lahan kau semakin jauh dari jangkauanku. Entah aku yang terlalu perasa, entah memang begitu adanya. Semakin aku meneguhkan hati untuk menunggumu, kurasakan langkahmu yang kian mundur menjauhiku.

Kemarin aku masih bermimpi segala hal tak ada yang berubah, kecuali status kita yang sudah menjadi 'aku' dan 'kamu' seperti dulu. Tapi hari ini, segalanya tampak jelas, seperti matahari yang bersinar di siang hari. Semuanya telah berubah. Sejak kata rinduku hanya kau balas dengan kata-kata yang kutahu hanya untuk mengalihkan pembicaraan. Sejak kau tak pernah lagi mengirimiku pesan singkat lebih dulu seperti kemarin. Sejak kau tak lagi mempedulikan postinganku, atau sekadar membalas komentar, bahkan like. Sejak itu aku tahu, segalanya berubah.

Bisakah kuminta satu hal padamu? Hanya sesuatu yang kuharap tak akan membuatku merasa begitu disingkirkan dari hidupmu secara halus. Oh, mungkin bukan satu hal, tapi beberapa baris kata yang kuharap akan kau amini.

Setidaknya jika kau tak lagi bisa menerimaku, maka jangan tawarkan aku pada yang lain, atau kau coba untuk 'memasukkan' seseorang ke dalam hidupku...
Setidaknya jika kau tak lagi menyimpan rasa itu, maka biarkan aku yang menyimpan perasaan itu seperti dulu saat aku tak pernah mengatakannya padamu...
Setidaknya jika kau tak lagi menginginkanku, maka biarkan aku menunggu seperti yang kumau..
Setidaknya, maka....

Post a Comment

0 Comments