Kita. Kita
pernah mengenal di dunia yang tak terjamah. Kita pernah saling bertatap, meski
hanya dalam imajinasi singkat kita. Kita pernah bercerita tentang mimpi satu
sama lain. Kita pernah saling mendengarkan dari jarak ribuan mil.
Aku tak
tahu siapa kau. Aku tak pernah melihatmu dalam dunia yang terjamah. Aku tak
pernah memandangmu. Mendengar suaramu pun tidak. Tapi, aku merasa begitu dekat
denganmu. Aku merasa, kita punya hal yang membuat kita begitu nyaman.
Kita pernah
mengukir mimpi yang sama. Kita pernah mempunyai mimpi yang sejenis. Kita, kita
pernah mempunyai keinginan untuk memiliki karya yang akan dikenang sepanjang
masa. Kita pernah berangan untuk bertemu. Kita pernah berjuang untuk bisa
bertemu di kota itu, dan aku percaya.
Tak ada
yang bisa menjamin hal itu, memang. Tapi, aku percaya, Tuhan takkan mengingari
janji-Nya. Maka kita akan bertemu di sana, tepat di kota itu. Ketika senja
mulai menyapa peraduannya. Di sanalah kita akan berkata “hai”, lalu kita akan
saling mengenal. Di sana kita akan saling bertatap dan mendengarkan suara satu
sama lain.
Haaa!! Rasanya
terdengar sangat konyol. Kita tak pernah bertemu, tapi aku bisa merasa begitu
dekat denganmu. Yaaa, aku tak bisa berkomentar lebih jauh lagi. Aku jugabelum
mengenalmu. Aku tak tahu siapa kau, darimana asalmu. Tapi, kita akan saling
mengenal, secepatnya. Sampai bertemu di kota itu. Sampai jumpa dua bulan lagi.
0 Comments