“Ketika cinta terdengar dalam melodi..”
Aku Nada, yang
melengkapi simfoni petikan gitar sang malam. Bersama alunan sendu liriknya,
yang mencintai setiap naik turunnya not music.
Aku Nada, yang melengkapi irama
dalam setiap petikanmu, petikan gitar sepimu. Aku mengenalmu dalam alunan music
ini. Mencintaimu dengan nada yang terangkai melodi. Merindukan dalam lirik
terangkai alunan music.
Sendu, ketika
aku mulai mencintaimu dalam melodiku. Dalam melodi yang memperkenalkanku
padamu, sejak empat tahun lalu. Melodi yang
mengawali kata “hai” darimu, yang membuatku mengenal senyuman penuh nada itu,
ya, nada. Aku pernah berharap nada itu
adalah aku, Nada yang dikirim untuk melengkapi melodimu. Nada yang akan
merangkai mimpi dalam tangga lagu dan akan mengalunkan sebuah music yang ritmis
bersamamu.
“Namanya
Melodi, aku mencintainya sejak setahun yang lalu. Dia begitu harmonis, dia
melodi yang selama ini kucari,” katamu dengan senyum berisikan nada-nada indah
itu.
Aku terdiam,
membisu sejenak. Berpikir terkadang, bingung. Aku yakin, tak mungkin kau tak
mendengar dentingan nada yang berusaha menyusun melodi indah untukmu. Aku tahu,
kau mendengar cinta dari melodi, tapi kenapa kau lebih memilih Melodi yang
sudah jadi dan melupakan Nada yang menyusun mimpi dan hatinya bersamamu? Bukankah
senyummu itu di penuhi dengan berbagai nada indah? Lalu kenapa kau tidak
memandangku sedikitpun, sebagai Nada?
Tak henti
otakku memutar cerita dan logis yang kuharap dapat kuterima dengan pilihanmu
itu akan Melodimu yang kau sebut harmoni itu. Hingga bentakanmu yang
menghancurkan tangga laguku yang hampir usai kurangkai untukmu. Kau membentakku
hanya karena Melodimu itu.
“Kau? Apa yang
kau lakukan? Kau membuat melodiku hampir pergi meninggalkanku! Kau tahu? Cinta hanya
bisa terdengar dalam melodi. Ya, hanya dalam melodi, dan aku mendengar itu dari
Melodiku yang nyaris meninggalkanku!!” pekikmu yang nyaris memecahkan gendang
telingaku.
Ya, aku
mengerti. Aku cukup mengerti ketika kau lebih memilih Melodimu itu ketimbang
Nada yang selama ini menjadi temanmu untuk merangkai melodi di tangga lagu
kita. Ya,tangga lagu kita sebelum kau menghancurkannya. Aku sadar kini, karena
bagimu aku hanya nada yang takkan pernah bisa merangkai melodi, makanya kau memilih
Melodimu itu. Melodi yang jelas jauh lebih harmonis ketimbang sedenting Nada
sepertiku.
0 Comments